Selasa, 08 Desember 2009

bahaya foto gambar video porno

Efek pornografi pada otak dinamakan toxic, yang berefek setara ketagihan kokain. Padahal, ditengarai ada 420 juta situs syur di internet

Hidayatullah.com -- Sebuah panel yang terdiri dari para pakar memasukkan laporan ke Senat Amerika Serikat (AS) berkaitan dengan pengaruh buruk pornografi.

Seorang psikiatris menyebutkan pornorafi adalah jalan bebas hambatan menuju praktek sadomasokis dan kontak seksual dengan binatang.

Sekitar 420 juta website terkait dengan pornografi berserak di internet, membuat kecanduan gambar syur teramat sulit dhentikan dibanding ketika zamannya mesti membeli majalah dan sembunyi-sembunyi di kamar.

Dari toxic pada otak, kecanduan pornografi merambah ke pengunaan kartu kredit yang membabi buta, kurang tidur, menghindar dari tanggungjawab, atau bahkan ‘menendang’ pasangan dalam kehidupan nyata.

Terapis seks Dr Louanne Cole Weston yang juga seorang anggota panel mengatakan, ada tiga hal mengapa seseorang doyan pornografi. Pertama, untuk memuaskan fantasi; kedua, menghindari keintiman dan hubungan dalam kehidupan nyata; dan ketiga atau yang paling banyak menjadikan pornografi sebagai teman sebelum masturbasi.

"Seringkali seseorang tidak mendapatkan hal yang diinginkan dalam kehidupan nyata," kata Dr Weston. Karena itu, pornografi dalam skala tertentu dapat juga menjadi bagian dari hubungan yang sehat, namun pada titik tertentu justru menjadi racun.

Sebagian orang berpaling ke pornografi karena keintiman dalam sebuah hubungan sama sulitnya dengan mempertahankan hubungan itu sendiri. Karena itu kemudian menyisihkannya untuk dinikmati secara rahasia.

Selain itu, dengan semakin mandirinya seseorang, ternyata memberi pengaruh terhadap sebuah hubungan sosial.

Sementara label kecanduan pornografi, menurut dr Weston, adalah istilah yang muncul karena kehidupan sosial tidak setuju dengan perilaku itu. Banyak yang merasa malu dengan masturbasi.

Para pria, kata Dr Weston, lebih mudah terangsang hanya dengan imajinasi. Karena itu sampai kapanpun pornografi tidak akan pernah bisa dihentikan.
------

Artikel 2: Efek Negatif foto / gambar / video, Cewek / Artis / Gadis (maaf) bugil - telanjang yang banyak beredar free / gratis di internet.

------


60 Persen Kunjungi Situs Porno

Jumat, 28 Des 2007,
jawapos.co.id

JAKARTA - Depdiknas mendapat peringatan penting dalam melaksanakan program Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas) via internet. Teknologi tersebut sangat rawan disalahgunakan untuk mengakses berbagai situs pornografi.

"Pornografi online konsisten menduduki peringkat pertama dalam bisnis internet," ujar peneliti Romi Satria Wahana dalam diskusi Siapkah Sekolah Menerima Internet? di Hotel Atlet Century Park Jakarta kemarin (27/12). Berbagai situs porno, kata dia, mudah dijumpai di internet. "Seks adalah topik nomor satu yang dicari," imbuhnya.

Romi menjelaskan, 60 persen kunjungan ke internet adalah menuju situs porno. Selain itu, 70 persen pengunjung internet adalah mereka yang berusia belasan tahun. "Itu adalah usia pelajar," katanya.

Perkembangan situs porno, lanjut dia, juga menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Dari 22.100 situs pada 1997 berkembang menjadi 280.300 situs pada 2000. Lonjakan pesat terjadi pada 2005, jumlah situs porno mencapai 1,3 juta. "Jumlahnya sekarang diprediksi dua kali lipatnya," jelasnya.

Romi mengatakan, pemanfaatan internet memang bisa mempermudah pembelajaran. Hal itu juga bisa membuka wawasan siswa ke pengetahuan yang lebih luas. "Tapi, guru harus siap dengan pendidikan dan penugasan sehingga siswa tidak terjebak pada yang negatif," ujarnya.(fal/roy)


******************************

90 Persen Tindak Pidana Pemerkosaan akibat Pornografi
untuksemua.com

Sekitar 90 persen tindak pidana pemerkosaan yang terjadi pada masyarakat Indonesia dilatarbelakangi tontonan pornografi serta pornoaksi (PP) dari berbagai media massa serta dari informasi massa lainnya.

"Berdasar data dari Associated Press (AP), negara kita merupakan negara kedua setelah Rusia yang paling banyak menebarkan PP itu," ujar Ketua Komite Indonesia untuk Pemberantasan Pornografi, dan Pornoaksi (KIP3) Pusat, Juniawati T Masjchun, di Bandung, Jumat.

Dikatakannya, PP merupakan tindak pidana. Di berbagai negara di luar negeri peraturan tentang PP telah dibuat dengan jelas, dan diterapkan dengan ketat, namun ironisnya di Indonesia hal tersebut belum diterapkan secara maksimal, dan sangat jauh dari yang diharapkan.

Menurut Juniawati, apabila PP dibiarkan terus merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, dikhawatirkan mempengaruhi kejiwaan manusia seumur hidup bahkan bisa lebih jauh gerbahaya daripada efek penggunaan narkotika.

Indikasi itu jelas terlihat ketika sebagian remaja di Indonesia yang getol mengakses atau menyaksikan PP, kata dia, menjadi ketagihan, dan prilaku PP itu cenderung diingat seumur hidupnya.

Penanggulangan PP tersebut, ucapnya, bisa dilakukan dengan program pendidikan melek media (media literacy) untuk semua kalangan masyarakat.

Dikatakannya, perkembangan media massa yang dapat berkolerasi dengan PP merupakan sebuah industri yang sangat kuat daripada berbagai industri lain.

Juniawati menyebutkan, rintangan yang dihadapi dalam memerangi peredaran PP di Indonesia di antarnya adalah sulitnya perwujudan regulasi, sehingga gerakan penekanan serta nalar kritis masyarakat harus terus didorong sehingga menjadi gerakan penyeimbang bagi penangulangan PP.

"Jangan sampai alasan-alasan sepihak mendominasi wacana penanggulangan PP, karena pada setiap tindakan harus didasari hati nurani, nilai kesopanan serta etika sosial harus dikedepankan daripada wacana-wacana yang mengasumsikan perpecahan bangsa apabila UU PP itu diwujudkan," ujarnya.

Keywords: foto artis cewek indonesia, gambar gadis bugil telanjang. Sarah azhari smu abg sma, smp anak indo agnes monica ayu. Wanita bandung chika jilbab siswi www cantik jakarta.

Mahasiswi bandung cowok galeri cina jepang asia bali cerita perawan bokep fhoto poto. Pria situs ngentot berjilbab majalah melayu putri pic selebriti marshanda. Seks dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

rudyz visitor